Mewujudkan “link and match” yang komprehensif dalam pendidikan vokasi membuat pemerintah cepat tanggap dalam mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi guna melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing tinggi melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) SMK.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek, Wikan Sakarinto menyampaikan fungsi SMK adalah menciptakan generasi bangsa yang kompeten, unggul, berdaya saing tinggi, dan produktif.
“Kalau bicara BLUD, ada 112 yang sudah BLUD di Indonesia. Yang jauh lebih penting alasan BLUD dipercepat adalah biasanya dimulai dari kenyataan ada banyak temuan di SMK-SMK negeri, menghasilkan sesuatu kemudian dijual dan pendapatannya itu menghasilkan pertanyaan,” tuturnya.
Melaui program teaching factory dan project based learning (PBL) yang diterapkan di SMK, tambah Wikan, merupakan kombinasi yang dapat melahirkan berbagai produk-produk bagus yang layak dipasarkan.
“Pemerintah daerah juga harus mendukung sehingga ini akan menjadi kombinasi. SMK harus punya habit yang mampu berkembang menjadi BLUD. Pemerintahnya juga mengembangkan ekosistem yang kondusif,” terang Wikan.
BLUD SMK sendiri merupakan unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah di lingkungan pemerintah daerah provinsi yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama peserta didik berupa barang/jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
Pada SMK yang sudah BLUD akan diberikan fleksibilitas dalam bentuk keleluasaan pengelolaan keuangan atau barang BLUD SMK sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Melalui BLUD SMK, diharapkan impelementasi teaching factory dan PBL benar-benar menjadi wadah simulasi industri bagi peserta didik untuk dapat mengasah kompetensinya serta melahirkan berbagai produk-produk unggulan yang layak untuk dipasarkan di masyarakat.